Halimun pagi membalut tebal
Matahari datang diantar kicau burung mengadu suara
Hilang setelah hanum randum berjatuhan...
Sepoi datang menerpa serambi..
Huh...
masih sisa dari mulut membusa
Tangan tak ingin lepas...
Masih di saku, sesekali mengusap muka...
Musim semi ada seri..
Riuh di bibir pantai cemara bermain manja...
Ada dingin dari
bahasamu
Tidak kukenal cuma peduli ketika kau sepi
Coba lihatlah tuan..???
Sekarang dia tumbuh sudah besar...
Di mata ada impian
Di muka bakti kebahagiaan..
Bisa kau tahu lihat dia
Walau di pejam ada hangat di malam
Jadilah slamat tinggal..
Inilah slamat tinggal..
Something for the pian...
Hilang setelah hanum randum berjatuhan...
Sepoi datang menerpa serambi..
Huh...
masih sisa dari mulut membusa
Tangan tak ingin lepas...
Masih di saku, sesekali mengusap muka...
Musim semi ada seri..
Riuh di bibir pantai cemara bermain manja...
Tidak kukenal cuma peduli ketika kau sepi
Coba lihatlah tuan..???
Sekarang dia tumbuh sudah besar...
Di mata ada impian
Di muka bakti kebahagiaan..
Bisa kau tahu lihat dia
Walau di pejam ada hangat di malam
Jadilah slamat tinggal..
Inilah slamat tinggal..
Something for the pian...
Ibni Mabnie Nur pada 27 Januari 2011 jam 15:12
Tidak ada komentar:
Posting Komentar