Nisa itu seperti Ibuku..
Kakak perempuan juga Istri bersama rekah senyum yang setia..
Untuk ibuku...
Tersiar jeritan...
Upaya berjuang antara dua nyawa..
Tiap denyutanya isyarat cemas tidak menginginkanya rasa takut..
Aku (ibni)...
Masih membiarkan kakinya menumpu dari berat hidupnya..
Sesekali sapuh pintai taubat...
Masih membercak kepongahan ku...
Kepada kakak perempuanku..
Masih belumku tau dari mainan sisamu..
Masih samar tiap kali kau nitikan air mata ketika aku mulai jauh dari engkau..
Tapi tangisanku lebih tidak menginginkan engkau untuk menangis..
Aku adalah adikmu..
Kepada kelak Nisa Istriku...
Senyuman itu melipur laraku..
" Yang kau baluti bersama tatapan itu menggugah
semangatku..!!
Lantas kah kau berpaling menginginkan aku jauh dengan menyembunyikanya..???."
Kepada seseorang yang disana...
Bersemangatlah..
Walau tidak disini..
Bermohonlah untuk dipertemukan dikemudian kehidupan..
Senyumku menghantar untuk niat muliamu...^__^
Untuk ibuku...
Tersiar jeritan...
Upaya berjuang antara dua nyawa..
Tiap denyutanya isyarat cemas tidak menginginkanya rasa takut..
Aku (ibni)...
Masih membiarkan kakinya menumpu dari berat hidupnya..
Sesekali sapuh pintai taubat...
Masih membercak kepongahan ku...
Kepada kakak perempuanku..
Masih belumku tau dari mainan sisamu..
Masih samar tiap kali kau nitikan air mata ketika aku mulai jauh dari engkau..
Tapi tangisanku lebih tidak menginginkan engkau untuk menangis..
Aku adalah adikmu..
Kepada kelak Nisa Istriku...
Senyuman itu melipur laraku..
" Yang kau baluti bersama tatapan itu menggugah
semangatku..!!
Lantas kah kau berpaling menginginkan aku jauh dengan menyembunyikanya..???."
Kepada seseorang yang disana...
Bersemangatlah..
Walau tidak disini..
Bermohonlah untuk dipertemukan dikemudian kehidupan..
Senyumku menghantar untuk niat muliamu...^__^
Ibni
Mabnie Nur pada 25 Maret 2011 jam 11:12
Tidak ada komentar:
Posting Komentar