l. Pandeglang
Belajar menangisi rindu
dari marhaban syahru romadhon
sesuka hati menggurat urat, dari sauk sampai membungkuk
tersenyum mencium mewangi alam yang khusu
suara tilawah Qur'an menggema membuka ruang luas dada
disini, dimana mula itu kukenal ia
fitroh setelah melangkah selesai sholat sunah
membasuh kaki ibunda
sempurna dengan silaturahim sanak taulan
ll. Pelered
Perbedaan dimulai ketika kuteriakan Aamiin setelah Fatihah
kata mereka aku dianggap main-main
padahal disisi perjalanan ada hal yang pantas kita ambil
Terasa beda
dan ku tahu, tuhan sengaja meletakan aku bersama mereka
aku bayangkan, ada satu hari dimana aku akan mengatakan
" engakau mengajarkan perbedaan itu nyata "
lll. Jakarta
Sampai pada takdir
segala berkumpul
huruf-huruf tanpa kutbah
yang menggurat kening pada kerut mengingat nama
membuat simpul dari lilin-lilin sudut kota
dan aku masih menunggu senyum dari malam lalilatul qodar
menyambut-Nya
bersama ikhtiyar sekemampuan anugrah
sampai takdir mempertemukan kita.
oleh Ibnu 'Ziddan pada 25 Juli 2012 pukul 20:39
Tidak ada komentar:
Posting Komentar