Tersungkur dimeja tulis
Menemani kau yang sedang terbelah
Engkau pengembala dan Aku sapimu
Memberiku gema jerit-jerit yang lancip
Memebentang, mengulur jenaka
Pernah:
Aku, Kau. semedikan nafsu
Pulas bersama gigil dingin malam
Mensuk bulan, gulita jadilah teman
Senyap, mencari sayup-Nya
Bertahun-tahun kami disini
Sampai lidah kelu, serta mata kami berembun
Musim selalu berlari dan esoknya ada janji
Hingga akhir, matahari itu membakarkan marahnya
Dan kami kembali pada yang Esa
Tidak ada komentar:
Posting Komentar