Rabu, 03 Oktober 2012

Catatan, 01 November 1983 (kepada sajak)

 ·‎

Kemana kau pejalan kata-kata?
kau begitu saja lari sampai tak peduli aku.
Dimanakah kau sekarang harapan?
Bantulah aku membentuk keaku-akuanku.

Kau tidak menyapaku..
Sampai kapan kau kaku terbujur dan lelah,
begitu saja acuh tak peduli aku.

Kemarilah seperti dahulu,
kau lahirkan aku dari kandungan bunyi
diantara sunyi dan nyeri.

Seperti diksi-diksi yang membuat kita berdua romantis,
senyum dengan mengingat perjalanan-perjalan kita.

Buatlah aku kembali merawat sajak-sajaku
lihat saja, ini khalwatku.
Mataku mulai terbuka menerka-nerka dunia.
Mataku mulai intim menangkap makna dunia.

Akan kutulis. kutulis kenapa kau lahir.
Dari ketika kau terbata-bata,
sampai kelak kau rabun dan tua.

Hey...
Seharunya kau memberi makna pada siapa saja penikmatmu
atau kau masih ragu karna mereka sering mencemo'ohimu..?

Bahasa kesunyian memang membuat kau sering dijauhi.
Bahkan aku juga sering menelantarkanmu berserakan dimana-mana.
Ketika aku senang apa lagi.

Maaf jika aku datangimu ketika susah saja, ketika sedih saja,
dan ketika aku merasakan pilu saja.
Rujuklah denganku karna aku ingin kau hadir dalam segala kejujuran perasaanku

Bilamana aku mengira-ngira syu'urku, kau jangan tertawa.
Karna aku suka konyol mencubuimu, rancu menyandingkan tiap-tiap larik dari yang ku lirik.
Maka segeralah buat aku dewasa.

Bila aku ingin apa, segeralah beritau aku kau ada diantara makna-makna dunia.

Kita rujuk

oleh ‎Ibnu 'Ziddan‎ pada ‎‎12 Maret 2012‎ pukul ‎14:24‎

Tidak ada komentar:

Posting Komentar