Rabu, 11 Juli 2012

I B U . . . .


Cemasnya ketika kau tertatih-tatih dimasa kanak..
Riang,ria-ria melompat berputar tawanya butakan duka
Tapi ibu berkaca,bersenyum,mengatakan tidak apa-apa...


Ada lantunan syair dari sendu,jadilah ujung ari menjadi sendu
Sebelum kanak ketika jabang yang kau tak tau diwarsanya..
Tapi ibu berkaca,bersenyum,mengatakan tidak apa-apa...


Sekarang paut dukanya enggan diraba-raba
Hilang dengan hempasan waktu
Kini sudah juga baru bisa berkata AKU
Tapi ibu di bathin saja berkaca, bersenyum, mengatakan tidak apa-apa...


Pagut...
Jauhnya rindu mengganggu
Cermin mengadu telingalah buat sia-sia
Tidak Riang,ria tidaklah melompat berputar
Sisanya tawa bukan sibuta-duka
Tapi ibu di bathin saja berkaca, bersenyum, mengatakan tidak apa-apa...



Apakah kita masih buta ketika sang surya setia selalu ada di tiap pagi..?
Lantas keberanian seperti apa yang sebanding dengan membasuh kakikanya dengan meminta " mintakan saya agar ALLAH mengangkatkan derjat "

Akulah ibni yang masih mab'ni Nur merindukan sang surya itu..
Yang haus akal untuk menguap bahagianya..
Tapi ibu di bathin saja berkaca, bersenyum, mengatakan tidak apa-apa...           


Ibni Mabnie Nur pada 05 Februari 2011 jam 21:38                     

Tidak ada komentar:

Posting Komentar