Senin, 24 Desember 2012

CERMIN 100kata Nenek Yang Mempesona


Aura sejuk itu masih kudapat dari tatapan dan senyum Nenek Parmin. Perempuan setengah abad yang selalu berkerudung jingga warna favoritnya. Entah ia punya koleksi berapa puluh kerudung dengan warna yang sama. Adalah tetanggaku bersama cucu perempuan yang bernama Yuli.

Sudah jadi kebiasaan, setiap sore aku bermain gitar diteras rumah. Terdengar suara Nenek parmin dan Yuli beradu mulut.

"Kamu itu perempuan Yul, harus bisa menjaga kehormatan.
Tutuplah Auratmu"
pinta Nenek dengan sayangnya.

"Ah, nek kerudung tidak menjamin kehormatan itu terjaga, malah kerudung sudah banyak yang menyalah gunakan."

"Ya, maka dari itu kamu buktikan kebenaranya yul. Terjaga apa tidak"
tambah Nenek meyakinkan.

Sambil bringsut dari duduknya Yuli pun menjawab.
"Selama kepala ini masih ditumbuhi rambut, Yuli akan pelihara merawatnya dan gak bakal ditutupin indahnya."

Nenek dengan aura sejuk itu tiba-tiba menyinga wajahnya
"Selama kemaluanmu berambut, sekalian jangan kau sembunyikan dia dibalik celana.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar